Terbangun
ku di pagi ini, saat kulihat jam dinding menunjukkan pukul 08.05 WIB. Mataku
masih terasa sangat ngantuk. Wajar saja, malam itu aku begadang dengan
teman-teman satu kosku hingga larut malam. Begadang untuk sesuatu yang sangat
tidak penting, hanya bergurau dan mengganggu teman yang ingin tidur duluan.
Hingga pukul 03.30 WIB kita semua merasa lelah dan kembali kekamar
masing-masing.
Sampai
di kamar aku tidak langsung bisa tertidur, mata ini masih terasa belum
mengantuk. Terpikir olehku sosok wanita yang sudah lama bersemayam didalam
hatiku, wanita yang telah mengetuk hatiku sejak lama, wanita yang meluluhkan
hatiku dan menghidupkan cintaku. Dyah Ayu Kusuma Wardhani, atau biasa kusebut Mawar
dalam kamus hatiku. Nama yang sangat indah jika terdengar olehku, nama yang
menjadi kebanggaan didalam hatiku. Hal klasik yang biasa aku lakukan sebelum
tidur dan menjadi ritual wajib bagiku, yaitu selalu membayangkannya, berharap
suatu saat nanti ada ikatan antara aku dan dia kemudian membentuk keluarga yang
indah bahagia bersamanya.
Ketika
aku melakukan hal tersebut, aku merasa dia sangat dekat denganku, seperti tidak
ada jarak dan penghalang diantara kita. Ku amini semua khayalan-khayalan indah
itu, karena aku percaya berkhayal itu seb dari doa ku, yang akan selalu menjadi
motivasi dan menghidupkan harapan-harapanku bersamanya. Mata ini mulai
mengajakku pergi ke alam mimpi. Kemudian aku mengambil telepon genggamku dan
mengirim pesan singkat ke dia,
Semoga kita bisa berjumpa di alam
mimpi yang indah, selamat malam, aku tunggu kamu di mimpiku…
Tersemat
banyak harapan di dalam pesan singkat itu. Lalu aku memanjatkan doa sebelum
tidur dan tak lupa doaku untuknya. Setelah itu kuputar senandung-senandung lagu
cinta untuk mengantarku ke alam mimpi.
Sekitar
lima menit kemudian kamar ini terasa kosong, gelap, dan sunyi. Aku tak dapat
mendengarkan lantunan lagu-lagu yang kuputar tadi, semuanya hitam dan bisu. Aku
terdiam, mencoba menelaah keberadaanku. Perlahan mulai tampak cahaya kecil di
ujung kegelapan itu, aku mendekatinya, cahaya itu semakin membesar dan mulai
menerangi kegelapan disekitarku. Saat semuanya terang ternyata aku sedang
berada dikampus. Kulihat beberapa mahasiswa berduaan dengan pasangannya, ada
yang mengerjakan tugas, dan ada juga yang hanya bersenda gurau. Terlihat rona
bahagia di wajah mereka dan tawa yang mengesankan bahwa hati mereka sedang
berbunga-bunga.
Aku
berjalan meninggalkan orang-orang tersebut, menuju ketempat biasa aku berkumpul
dengan sahabatku. Aku senang ketika sampai ditempat tersebut, ternyata mereka
sedang berkumpul disana, sedang bercanda dan berbagi cerita. Aku tersenyum dan
mendekatinya, berkumpul bersama dan berbagi cerita. Tak lama berselang suasana
tiba-tiba sunyi, mereka semua terdiam, melihat ke satu arah di belakangku. Aku pun
menolah karena penasaran ingin tahu apa yang mereka lihat. Subhanallah,
terlihat bidadari bersemayam dalam tubuh seorang gadis, memancarkan aura
keindahan dan membuat hati ini menjadi adem tatkala melihatnya, sangat terang,
tetapi tidak menyilaukan. Ya, itulah gambaran gadis tersebut yang tak lain Mawar
pujaan hatiku. Dengan mengenakan busana yang belum pernah aku lihat selama ini,
baju warna hijau daun muda dengan bawahan celana jeans biru pudar dan balutan
kerudung hijab khasnya, terlihat sangat serasi dan pas di pakainya. Aku
benar-benar terpesona untuk kesekian kalinya. Dia berlalu masuk ke gedung
perkuliahan sedang aku terpaku terdiam menatapnya yang mulai hilang masuk
kedalam gedung dan tertutup beberapa kerumunan orang.
Salah
satu sahabatku mengagetkanku, “kejar pak
kejar pak” begitu kata yuti, dia adalah sahabatku dan menjadi ibu bagiku
dan sahabat-sahabatku. Lalu aku bangkit berlari mengejarnya diikuti
sahabat-sahabatku. Kucari dia dari lantai satu sampai tiga kemudian berpindah
ke gedung sebelahnya. Aku kemudian berpencar dengan teman-teman mencarinya.
Masuk ke kelas-kelas, ke parkiran, dan ke tempat pusat kegiatan mahasiswa,
tetap saja tak ketemui dia. Aku berhenti di jembatan penghubung gedung kuliah,
terengah-engah setelah berlari tadi. Teman-temanku datang dan mengatakan tak
melihatnya juga. Aku merasa kecewa, berdiri tertunduk dengan kedua tangan
berpegang pada pagar jembatan.
Tiba-tiba
ada tangan menepuk pundak kananku, “hai”,
katanya, suara itu tak asing, suara yang langsung menentramkan hatiku. Aku
menoleh kearahnya, ternyata benar, itu Mawar. Entah bagaimana tiba-tiba dia ada
disitu. Teman-temanku tersenyum, mungkin ini kerjaan mereka atau bukan aku juga
tidak tahu. Sesaat aku terdiam, saling bertatap mata dengan Mawar, tak ada yang
berubah dari pancaran mata itu sejak pertama aku melihatnya dulu saat persiapan
makrab maba, sekitar 2 tahun yang lalu. “hai
juga”, itu kalimat pertama yang keluar dari mulutku sambil tersenyum.
Kemudian teman-teman melambaikan tangan dan meninggalkanku, lalu aku dan Mawar
berjalan berlawanan arah dengan mereka. Kita berhenti disebuah tangga, duduk
disana dan mengobrol. Ini adalah pertama kalinya aku berdua dengannya, aku
merasa sangat senang. Selama percakapan mataku sering melihat kearahnya,
sesekali dia melihat kearahku dan tersenyum.
Kemudian
aku beranjak, mengajaknya pergi ke taman rektorat kampus. Berjajar pohon-pohon
yang rindang dan hamparan taman hijau yang indah dipandang, tertata rapi
bunga-bunga disana, terdapat pula tugu yang menjadi symbol kampus serta kolam
dibawahnya yang memancarkan air dari 4
sisi. Menambah suasana rindang, romantis dan sejuk di tempat tersebut. Di
sekitar tugu tersebut ada beberapa tempat duduk dibawah pohon, yang sering
digunakan remaja-remaja untuk memadu kasih dengan pasangannya. Aku berjalan
dengannya diantara bunga-bunga disana, ada beberapa kupu-kupu warna orange yang
terbang disekitar bunga, kemudian dia mendekati kupu-kupu tersebut dan
mengambil gambarnya saat hinggap di atas kelopak bunga.
Hari
menjelang sore, aku mengajaknya pulang dan mengantarkannya pulang kekos,
sepanjang perjalanan dia terus bercanda dan tertawa. Sebelum berpisah aku
membuat janji dengannya kalo nanti malam kita ketemu. Aku tak sabar menunggu
waktu malam tiba, aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya, aku merasa inilah
waktu yang tepat. ketika aku sangat berharap waktu menjelang malam tiba-tiba
tanpa sadar aku sudah berada di kamar tidurku, aku merasa sangat lemas dan
seperti orang bangun tidur. Kulihat di sekelilingku tak ada siapapun, pintu
kamarku pun masih terkunci dari dalam. Aku melirik kearah jam di dinding, jam
menunjukkan pukul 08.05 WIB, lalu ku buka jendela di sisi sebelah kiri tempat
tidurku. Sang mentari dengan gagahnya langsung menerpa wajahku. Aku duduk
terdiam diatas tempat tidurku kembali, aku bingung dengan apa yang baru saja
terjadi padaku. Setelah beberapa saat aku termenung, aku mulai menyadari kalau
aku baru saja bermimpi sangat indah. Aku
merebahkan tubuh kembali, mencoba mengingat-ingat mimpi yang baru ku alami.
Untuk kesekian kalinya aku bermimpi dengannya. Terima kasih ya allah kau
hadirkan dia dalam mimpiku, menjadikannya bunga tidurku, menghiasi duniaku saat
terlelap, mengobati kerinduan hatiku dan menyiram keringnya cintaku. Terima
kasih Dyah Ayu Kusuma Wardhani, kau telah menjawab doaku, bersedia singgah
sejenak ke dalam mimpiku, menghibur tidurku. ku harap kau pun akan menjawab
doaku untuk menjadi pasangan hidupku, Aku selalu berharap mimpi-mimpi ini kelak
menjadi kenyataan dalam hidupku. Amin
***
Jumat,
15-08-2014… pukul 09.00 WIB